Korea Selatan Hadapi Gelombang Kedua Outbreak


Setelah mengalami penurunan jumlah kasus, Korea selatan mengkonfirmasi alami pandemi gelombang kedua.


Korea selatan merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah kasus Covid-19 terbanyak. Meski begitu, negara ini akhirnya mengalami penurunan jumlah kasus. Pada 19 april 2020, pemerintah umumkan jumlah kasus covid-19 berada di angka satu digit.


Hal ini merupakan prestasi besar bagi korea selatan, mengingat sebelumnya korea selatan di awal tahun ini sempat menjadi zona merah. Berkat prestasi ini, korea selatan dipuji sebagai negara yang sukses menangani Covid-19.


Namun, memasuki bulan mei 2020, kembali bermunculan kasus-kasus baru dari kelompok yang berbeda.

Kluster baru ini terbentuk setelah pemerintah melonggarkan pembatasan sosial pada 6 mei lalu.


Dilansir dari merdeka.com, dr. jeong eun kyeong menyatakan munculnya kasus-kasus baru dari kluster berbeda, yang kemudian disimpulkan bahwa korea selatan sedang memasuki gelombang kedua Covid-19 yang akan melanjutkan gelombang satu bulan april lalu.


Jeong sebelumnya telah memperkirakan bahwa penularan akan menurun di musim panas, dan gelombang kedua pandemi akan kembali ketika musim gugur atau musim dingin dimana virus akan lebih aktif. Namun ternyata perkiraan tersebut keliru. Gelombang kedua datang lebih cepat dari perkiraan.


Jeong juga menyatakan, liburan akhir pekan di awal Mei menandai kemunculan gelombang kedua infeksi yang difokuskan di wilayah Seoul, yang sebelumnya hanya muncul beberapa kasus.


"Semula kami memperkirakan gelombang kedua akan terjadi pada musim gugur atau musim dingin ketika suhu turun maka virus lebih aktif, dan ketika orang lebih banyak tinggal di dalam ruangan tertutup.

"Namun demikian perkiraan kami bahwa penularan akan turun selama musim panas ternyata keliru. Selama orang berdekatan satu sama lain, kami yakin penularan akan terus terjadi," jelasnya dalam jumpa pers pada Senin (22/06). Dikutip dari bbc.com.


Menanggapi kejadian ini, pemerintah korea selatan menutup bar atau klub malam di seoul untuk menekan kenaikan kasus. 


Dikutip dari CNN, lonjakan kasus penyebaran Corona di Korea Selatan terhubung dengan klub malam di Itaewon yang merupakan sebuah wilayah dunia malam yang populer di Seoul.


Diawali dari seorang pria berusia 29 tahun yang dinyatakan positif corona, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) menyatakan pasien tersebut sempat mengunjungi beberapa klub di itaewon pada malam 1 mei dan dini hari 2 mei.


Sejak saat itu, 40 orang lainnya yang diyakini terhubung dengan kasus tersebut dinyatakan positif. Sebanyak 27 kasus diantaranya berasal dari Seoul.


Selain Seoul, Daejeon juga kembali memberlakukan pembatasan sosial setelah menemukan kasus-kasus baru. Pemerintah kota daejeon menghimbau masyarakat untuk tidak berkumpul di tempat-tempat umum yang ramai pengunjung seperti museum atau gedung olahraga. Selain itu diketahui dua puluh dua tempat ibadah Gereja Shincheonji juga ditutup. Gereja shincheonji sempat menjadi pusat penyebaran virus pada Februari lalu. (mutiah).





Komentar

Postingan Populer