Penurunan Polusi Udara sebagai Dampak Positif Covid-19

Beberapa bulan ini Indonesia menerapkan kegiatan PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar. Mengikuti himbauan social distancing atau physical distancing, membuat masyarakat harus melaksanakan segala kegiatan dari rumah. Hal ini disebabkan pandemi Covid-19 yang telah memasuki Indonesia. Kegiatan tersebut dilakukan guna menekan tingginya risiko terinfeksi agar pandemi Covid-19 tidak semakin meluas dan dapat diputus rantainya.


Pada dasarnya Covid-19 memang memberikan banyak dampak negatif dalam berbagai aspek, namun ternyata ada pula dampak positif yang dapat dirasakan yaitu menurunnya polusi udara, tidak hanya di indonesia namun juga di berbagai negara di dunia. Hal ini terjadi akibat berkurangnya aktivitas di luar ruangan dan berkurangnya penggunaan kendaraan.


Berdasarkan gambar dari Satelit Badan Antariksa Eropa menunjukkan penurunan nitrogen dioksida di berbagai negara di dunia. Penurunan tersebut dapat terlihat di kota-kota besar seperti Paris, Madrid dan Roma setelah negara tersebut menerapkan lockdown. Dilansir dari Science alert, para astronom menunjukkan menurunnya emisi nitrogen dioksida yang merupakan gas buangan dari kendaraan bermotor dan pabrik industri di eropa.

"Penurunan emisi nitrogen dioksida di atas Lembah Po di Italia utara sangat nyata," jelas Claus Zehner, manajer misi Badan Antariksa Eropa ( ESA) Copernicus Sentinel-5P. Dikutip dari kompas.com.


Menurut Perusahaan data lokasi Inrix, volume lalu lintas di Amerika Serikat turun 30 persen pada Maret 2020. Selain itu, turunnya lalu lintas di kota-kota besar di Amerika Serikat seperti New York, Seattle, Chicago juga menyebabkan penurunan polusi udara di daerah-daerah tersebut. Penurunan polusi udara di San Fransisco bahkan mencapai 50% dilansir dari rideapart dan untuk kawasan New York dan California penurunan mencapai 37%.


Di China sendiri, Konsentrasi nitrogen dioksida masih terbilang tinggi terhitung tanggal 1 januari - 20 januari 2020, namun pada tanggal 10 februari - 25 februari polusi hampir tidak terlihat. Penurunan terlihat pertama kali di wuhan, tempat dimana wabah Covid-19 muncul pertama kali. NASA menyatakan penurunan polusi udara mencapai 30% di wilayah China tengah dan timur. Penurunan polusi ditangkap oleh Citra Satelit yang dirilis oleh NASA dan Badan Antariksa Eropa. 

"Ini adalah pertama kalinya saya melihat penurunan dramatis di area seluas itu karena peristiwa tertentu," kata Fei Liu, peneliti kualitas udara di Goddard Space Flight Center NASA. Dikutip dari tekno.tempo.co.


Sementara itu indonesia juga mengalami hal serupa, menurut BMKG kualitas udara juga menjadi lebih bersih dibanding tahun 2019.


Ajeng Arum Sari Phd. selaku salah satu peneliti di Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga menyatakan bahwa permasalahan lingkungan dan pandemi corona merupakan cara yang baik untuk kita selaku penduduk bumi merefleksikan kondisi bumi.


"Ternyata kondisi lingkungan di tengah pandemi corona ini menjadi lebih bersih, terutama kondisi nitrogen dioksida," kata Ajeng dalam diskusi online bertajuk Hari Bumi: Penanganan Sampah atau Limbah Medis Terkait Covid-19, Rabu (22/4/2020). Dikutip dari Kompas.com.


Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) mengungkapkan bahwa, di 10 hari pertama masa social distancing, terhitung tanggal 16 hingga 25 Maret 2020 level polusi di Jakarta masih dalam kategori tinggi. Level konsentrasi partikelnya di titik PM2.5 dan termasuk dalam kategori tidak sehat dengan rata-rata 44,55 microgram/meter cubic. Sedangkan standar nasional polusi yang baik adalah 15 microgram/meter cubic. Di 10 hari kedua terhitung tanggal 26 Maret - 4 April mulai terdapat penurunan polusi udara.


Menurunnya polusi udara dan meningkatnya kualitas udara juga membuktikan bahwa manusia dan ekonomi memiliki peran besar dalam pencemaran udara. Pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor memang memiliki kontribusi besar dalam polusi udara. Berkurangnya penggunaan kendaraan bermotor tentunya membantu dalam meningkatkan kualitas udara menjadi lebih baik, apalagi kendaraan bermotor menyumbang lebih dari 45% polusi udara.


Sumber :














Komentar

Postingan Populer